Setiap kata memiliki makna yang disesuaikan dengan budaya, oleh karenanya beragam kata di dunia.
Termasuk huruf atau code yang ada berbentuk hijaiyah, alphabet, dll. Dari itu semua dirangkai menjadi sebuah kata bermakna yang sesuai dengan budayanya masing-masing.
Uniknya adalah setiap kata jika dirangkai dalam sebuah phrasa yang disebut kalimat, akan memiliki banyak makna dan terpisah antara makna baik dan buruk. Kalimat diungkapkan untuk upaya menjelaskan sesuatunya dari sifat dan benda.
Seperti pada kata patung (benda) berhala (sifat). Padahal tidak semua patung disebut berhala. Status Berhala dilekatkan pada benda ketika benda tersebut telah pernah disembah atau dianggapnya sebagai Tuhan. Jadi berhala adalah benda sebagai sesembahan dan tidak semua benda disembah bukan?. Pelakunya disebut musrik.
Contoh lagi tulus ikhlas misalnya, tidak semua yang tulus itu ikhlas, namun setiap yang ikhlas adalah tulus, tulus adalah bagian dari ikhlas.
Ada yang unik ketika kita menyebut kata malaikat. Malaikat adalah kata benda yang menginterpretasikan bahwa ada dua jenis golongan, golongan yang taat dan golongan yang membangkang, namun sesungguhnya atau hakikatnya dia satu golongan makhluk yang diciptakan dari cahaya. Yang golongan lain yang membangkang tercipta dari nyala api, tersebutlah iblis dari golongan malaikat, namun secara penciptaan dia termasuk golongan jin karena tercipta dari nyala api. Jadi iblis adalah bagian dari malaikat, namun malaikat bukan golongan jin. Dia dari golongan malaikat itu sendiri. Golongan dari nyala api (jin) banyak namanya ada azazil, iblis, korin, dsb. Seperti kita menyebut kata hewan, masuklah ke dalam air hai kodok dan cacing, namun kodok nggak mau karena ada cacing misalnya. Malaikat pun sama ada Jibril, Mikail, Israfil, Izroil, Munkar, Nakir, Roqib, Atid, Malik, Ridwan, Harut, Marut, Haffun, Zabaniyah, Darda'il, dll.
Jadi jin adalah bagian dari malaikat yang membangkang golongan nyala api, tetapi malaikat bukanlah jin, makna hakikatnya malaikat adalah golongan cahaya yang patuh.
Itulah kenapa redaksinya yang diminta sujud kepada Adam adalah hanya malaikat.
"Barangsiapa yang bermakrifat sudah barang tentu tidak melepaskan syariat, thoriqoh dan hakikat dari setiap kesadarannya."
Setiap kata selalu memiliki makna yang berbeda ketika diperbandingkan dengan sifat materi dan non materi, seperti pada kata jarak. Jarak pasti di ukur dari dua titik yang berbeda, namun pengertian bisa berbeda ketika jarak jauh/dekat melekat pada materi memiliki satuan meter misalnya. Pengertian lain jarak jauh/dekat yang melekat pada non materi misalnya kesadaran. Semakin kuat kesadarannya maka semakin dekat jarak antara keduanya (yang menciptakan dengan ciptaan-Nya).
Yang lain seperti pada kata Jiwa. Jiwa secara materi adalah yang membentuk rasa dari jasad atau materi itu sendiri, namun secara non materi disebut sebagai Ruh. Jadi Jiwa dan Ruh sebenarnya maknanya sama namun esensinya (hakikatnya) berbeda. Masalah Jiwa bisa dipelajari karena nampak dengan melekatnya pada fungsi materi itu sendiri. Ruh sangat rumit, melainkan hanya secuil yang bisa kita pelajari karena sifatnya yang sir (rahasia Ilahi). Kita baru bisa belajar memahami esensinya setelah mengalami kematian jasad (terpisah secara permanen dengan jasad).
Jiwa karena sifatnya yang menghubungkan antara akal dengan rasa, dan Jasad adalah materi yang menghubungkan antara Ruh dengan Jiwa dengan persenyawaan bernama Nyawa. Ruh tempatnya di Jantung (Qolbu), sebagai rumah untuk sumber energi Jiwa. Saya simpulkan sementara bahwa:
1. Jiwa tempatnya kesadaran rasa.
2. Akal tempatnya logika
3. Nyawa tempatnya jasad.
4. Jantung tempatnya ruh.
Lalu ada dua kematian yang berbeda, yang satu permanent dan satunya sementara (tidur).
Pada tahap tidur kesadaran rasa akan mati, hubungan akal dan rasa pelan-pelan mulai terputus. Ketika telah terputus tahap selanjutnya mematikan kesadaran rasa dan akal. Pada hewan yang mati hanya kesadaran rasa, makanya proses bangunnya lebih cepat dibanding manusia.
Itulah kenapa seseorang yang tidur bisa bangun kembali karena masih ada proses persenyawaan akibat jantung yang masih berdegup memompa darah, yang mengalami kematian hanyalah jiwa dan akal. Proses bangun ini namanya disadarkan, Siapa yang menyadarkan? mimpi dan ruh. Ketika sedang tidur ruh ini keluar dari tempatnya (dalam genggaman-Nya). Karena kemelekatannya dengan jasad pada jantung, bisa dibangunkan dengan memberikan respon pada jantung, seperti dengan kejutan fisik, hantaman atau pukulan yang tujuannya untuk mengembalikan ruh pada tempatnya (jantung). Ketika ruh kembali sepenuhnya maka seluruhnya (jiwa dan akal juga akan tertrigger). Dimulai dari kesadaran rasa kemudian puncaknya kesadaran akal.
Ruh memiliki kendali penuh atas jasad, namun mudah mengalami interferensi dengan kondisi jiwa dan akal. Itulah sebabnya ruh bisa dimurnikan kembali dengan proses pembersihan jantung (qolbu). Atau ilmunya disebut tasawuf.
Secara materi fungsi jantung adalah memompa darah, dari belahan kanan ke kiri (di sirkulasikan ke seluruh jasad sesuai detak jantung). Ada bagian yang vital dalam pembersihan darah disebut dengan hati (liver). Setiap sel membutuhkan nutrisi dan oksigen dari darah untuk hidup. di bagian hati atau liver ada bagian lain untuk mereproduksi darah, darah sumbernya dari asupan makanan dan minuman yang masuk melalui mulut. Itulah kenapa sangat penting untuk mengontrol apa yang masuk ke dalam tubuh agar selalu baik (tidak terlarang) dan sehat (toyyiban).
Tanpa ruh jasad akan mati, namun selama ruh kembali pulang pada jantung jasad akan bisa difungsikan kembali. jasad juga akan mati ketika jantung diambil dan akan hidup kembali jika dipasang kembali. Selama ruh masih bersemayam di jantung, jasad bisa di hidupkan kembali. Hal ini dibuktikan ketika Jantung Rasulullah diambil Malaikat Jibril untuk disucikan.
Bagaimana dengan otak? Otak adalah letaknya neuron, akan dibahas nanti...
Sebelumnya mari kita refreshkan suasana hati dengan mendengar tausyiah cinta....narasi:
No comments:
Write komentar