Sunday, December 5, 2021

Rasulullah tidak khawatir umatnya syirik?

Rasulullah Muhammad ﷺ bersabda, menurut HR. Bukhari, Muslim dan Amad:

"Sesungguhnya aku tidak takut (khawatir) kalian akan menjadi musyrik (menyekutukan Allah sepeninggalku nanti), akan tetapi aku takut (khawatir) kalian akan berlomba-lomba memperebutkan dunia."

Apa yang tersirat pada sabda di atas adalah lebih dari musyrik yaitu menuhankan apa apa yang ingin diraih dalam dunia. Manusia lebih ingat Tuhannya hanya untuk memenuhi nafs (jiwa) pada hal yang sifatnya materi, lunturnya kepedulian antar makhluk-Nya pada tataran berhubungan saling melegakan tidak hanya pada sesuatu yang sifatnya materi. 

Banyak orang berlomba lomba mendapatkan rezeki materi, meskipun juga ingin beramal banyak, namun lebih dikedepankan dalam pemuasan yang bersifat materi, padahal sedekah itu tidak hanya tentang pemuasan jasad dan nafs.

Sejatinya kita menuhankan Allah itu ya semuanya yang kita dahulukan adalah dzikir (mengingatNya) lebih dahulu bahwa apa yang kita peroleh bukan dari usaha kita, itu semua yang ditakdirkan Allah dipinjamkan ke kita agar ingat bahwa semuanya pemberian dariNya dan dipakai sebaik baiknya untuk menolong diri dan ciptanNya yang lain. Laahaulawalaa Quwwata Illaa billah.

Pahala(kebaikan) itu otomatis akibat dari niat dan  perbuatan, nggak perlu diminta ya pasti diberi. Terkadang para pendakwah kurang tepat dalam menyampaikan sehingga seolah olah kita beramal untuk dapat pahala. Padahal meminta kebaikan dari apa yang dikerjakan lebih pantas dari pada meminta rewards dari apa yang merasa sudah ditunaikan yang sesungguhnya Allahlah yang mentakdirkan bisa begini dan begitu, jadi ya Bersyukur saja lebih pas. Yang nggak pantas meminta sesuatu yang sifatnya imbalan kepadaNya, seperti Riya baik kepada makhluk atau kepadaNya. Yang berakibat terhapusnya rasa ikhlas. 

Ikhlas bukanlah perkara yang sulit dikerjakan, apabila cara berpikir kita tentang dunia itu benar. Apa yang kita raih dan diupayakan memang ada jasad kita yang berperan, namun yang semestinya diingat adalah itu Allah yang takdirkan dan berstatus pinjam. 

Selama yang diingat bukan ke aku annya, melainkan Dzat Allah yang semuanya itu adalah milikNya, Maka ikhlas mustahil tidak bisa dimunculkan.




No comments:

Write komentar