Monday, May 17, 2021

Kata Bijak dari Sayyidina Ali bin Abi Tholib

    Sayyidina Ali lahir sekitar 13 Rajab 23 SH/599 Masehi – wafat 21 Ramadan 40 Hijriah/661 Masehi adalah khalifah keempat yang berkuasa pada tahun 656 sampai 661. Dia termasuk golongan pemeluk Islam  pertama dan salah satu sahabat utama Nabi. Secara silsilah, 'Ali adalah sepupu dari Nabi Muhammad. Pernikahan 'Ali dengan Fatimah az-Zahra juga menjadikannya sebagai menantu Nabi Muhammad. Kaum Sufi mengangkatnya sebagai imam dalam ilmu al-hikmah, karena secara khusus Nabi Muhammad mengajarkan tasawuf atau ilmu untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihan akhlak, membangun lahir dan batin serta untuk memperoleh kebahagian yang abadi hanya kepadanya. Kemudian diteruskan oleh Syekh Abdul Qadir Jaelani, yang merupakan keturunan langsung dari Ali melalui anaknya Hasan bin Ali.
    Sayyidina Ali bersedia tidur di kamar Nabi untuk mengelabui orang-orang Quraisy yang akan menggagalkan hijrah Nabi. Dia tidur menampakkan kesan Nabi yang tidur sehingga masuk waktu menjelang pagi mereka mengetahui Ali yang tidur, sudah tertinggal satu malam perjalanan oleh yang telah meloloskan diri ke Madinah bersama Abu Bakar. Dan meninggal 2 hari setelah terluka dari pedang seorang khawarij yang telah diracuni 21 Ramadan 40 Hijriyah.
    Nasehat Sayyidina Ali:
1. "Kesabaran itu ada dua macam: sabar atas sesuatu yang tidak kau ingin dan sabar menahan diri dari sesuatu yang kau ingini."
2. "Ketahuilah bahwa sabar, jika dipandang dalam permasalahan seseorang adalah ibarat kepala dari suatu tubuh. Jika kepalanya hilang maka keseluruhan tubuh itu akan membusuk. Sama halnya, jika kesabaran hilang, maka seluruh permasalahan akan rusak."
3. "Barang siapa menyalakan api fitnah, maka dia sendiri yang akan menjadi bahan bakarnya."
4. "Angin tidak berhembus untuk menggoyangkan pepohonan, melainkan menguji kekuatan akarnya."
5. "Balas dendam terbaik adalah menjadikan dirimu lebih baik."
6. "Orang yang suka berkata jujur mendapatkan tiga hal: kepercayaan, cinta dan rasa hormat."
7. "Kezaliman akan terus ada, bukan karena banyaknya orang-orang jahat. Tapi karena diamnya orang-orang baik."
8. "Apabila akal tidak sempurna maka kurangilah berbicara."
9. "Bila kau cemas dan gelisah akan sesuatu, masuklah ke dalamnya sebab ketakutan menghadapinya lebih menganggu daripada sesuatu yang kau takuti sendiri."
10. "Berpikirlah positif, tidak peduli seberapa keras kehidupanmu."


11. "Telanlah amarahmu sebab kau tidak pernah menemukan minuman yang dapat meninggalkan rasa lebih manis dan lebih lezat daripada itu."
12. "Lidah orang yang berakal berada di belakang hatinya, sedangkan hati orang bodoh berada di belakang lidahnya."
13. "Jangan membenci siapapun, tidak peduli berapa banyak mereka bersalah padamu."
14. "Orang yang terlalu memikirkan akibat dari sesuatu keputusan atau tindakan, sampai kapan pun dia tidak akan menjadi orang berani."
15. "Orang yang berdoa tanpa beramal sama halnya seperti pemanah tanpa busur."
16. "Adakalanya yang sedikit lebih berkah daripada yang banyak."
17. "Kesempatan datang bagai awan berlalu. Pergunakanlah ketika ia nampak di hadapanmu."
18. "Menjaga air muka adalah hiasan bagi orang miskin, sebagaimana syukur adalah hiasan bagi orang kaya."
19. "Harta itu kurang apabila dibelanjakan tapi ilmu bertambah bila dibelanjakan."
20. "Tetaplah berhubungan dengan orang-orang yang telah melupakanmu, dan ampuni yang bersalah padamu."

21. "Sebagian obat justru menjadi penyebab datangnya penyakit, sebagaimana sesuatu yang menyakitkan adakalanya menjadi obat penyembuh."
22. "Memuji seseorang lebih daripada yang ia berhak menerimanya sama saja menjilatnya. Tetapi melalaikan pujian bagi orang yang berhak menerimanya menunjukkan kebodohan dan kedengkian."
23. "Hiburlah hatimu, siramilah ia dengan percikan hikmah. Seperti halnya fisik, hati juga merasakan letih."
24. "Kemarahan dimulai dengan kegilaan dan berakhir dengan penyesalan."
25. "Memaafkan adalah kemenangan terbaik."
26. "Takutlah kamu akan perbuatan dosa di saat sendirian, di saat inilah saksimu adalah juga hakimmu."
27. “Tiga hal yang memperkuat hafalan dan membersihkan lendir dahak, yaitu bersiwak, perpuasa, dan membaca Alqur’an.”
28. “Allah akan meridhaimu, kalau ayahmu meridhaimu.”


 


No comments:

Write komentar